Perjuangan satu-satunya tunggal putri Indonesia itu berakhir dengan skor inferior 10-21, 19-21 dari pebulu tangkis asal Taiwan tersebut.
"Meski ketinggalan saya coba terus memberikan perlawanan. Saya hanya ingin berusaha semaksimal mungkin. Sayang dua poin terakhir yang didapat lawan, itu karena saya ragu-ragu," kata Gregoria melalui keterangan resmi PP PBSI di Jakarta.
Pebulu tangkis asal Wonogiri, Jawa Tengah itu pun merasa tidak puas dengan penampilannya hari ini. Pasalnya, Gregoria tidak bisa langsung beradaptasi dengan kondisi lapangan sehingga mempengaruhi permainannya.
Pada gim pertama, Tzu Ying mampu mengontrol ritme permainan sejak awal pertandingan. Hal tersebut membuat Gregoria tak bisa bermain sesuai pola yang dia inginkan.
Baca juga: Kevin/Marcus kehilangan semangat bermain saat hadapi Hoki/Kobayashi
Menghadapi lawan yang tak mudah, serta kesulitan untuk mengembangkan permainan, Gregoria pun tidak mampu mencari jalan keluar agar lepas dari tekanan Tzu Ying.
"Gim pertama saya tidak bisa langsung in. Saya masih mencari-cari pola. Apalagi, Tai Tzu Ying juga bukan lawan yang mudah. Dari awal lawan terus menekan saya," ujarnya menceritakan.
Masuk gim kedua, Gregoria lebih pasrah dan tidak bermain terlalu ngotot. Dia pun sempat memberikan perlawanan yang mampu menyulitkan lawan hingga menjelang akhir gim kedua.
Namun kerja kerasnya tidak membuahkan hasil dan ia pun harus menelan kekecewaan karena terhenti pada babak kedua turnamen BWF Super 750 itu.
"Hasil ini memang tidak lebih bagus dibanding tahun lalu. Saya tahun lalu bisa masuk ke perempat final. Yang kurang-kurang harus diperbaiki lagi," kata Gregoria.
"Evaluasinya, saat masuk lapangan saya harus bisa main baik di gim pembuka. Harus bisa lebih siap lagi. Selain itu, saya harus bisa beradaptasi dengan kondisi-kondisi yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya," pungkasnya.
Baca juga: Status juara bertahan tak membuat Ginting terbebani di Singapura
Baca juga: Permainan netting jadi penyelamat Pram/Yere pada awal Singapore Open
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023